Langsung ke konten utama

Menjaga Keistiqamahan Ibadah Setelah Ramadhan

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ أَمَّابَعْدُ؛

فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ كَمَا قَالَ تَعَالَى:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin hafizhakumullah …

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa.” (QS. Al-Lail: 5), yaitu yang melakukan ibadah terkait harta seperti zakat, kafarat, dan nafkah. Lalu bertakwa dengan menjauhi yang dilarang oleh Allah.

وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ

“dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga).” (QS. Al-Lail: 6), yang membenarkan kalimat LAA ILAHA ILLALLAH dan memiliki akidah yang benar.

فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ

maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” QS. Al Lail:7

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi mulia, suri tauladan kita yang mengajak kita untuk terus meningkatkan takwa dan mengajak kita berbahagia di hari Idulfitri ini, yaitu Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Jama’ah Sholat Idul Fitri rahimani wa rahimakumullah

Ramadhan telah berlalu, sabit bulan Syawal datang menjelang, gema takbir, tahmid dan tahlil berkumandang. Tanda insan-insan muttaqin sedang mengucap syukur atas anugerah agung ini. Mereka mengucapkan takbir, pertanda syukur dalam rangka mengamalkan perintah Allah subhanahu wata'ala:

وَتَكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلتَكَبَرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Takbir, tahmid dan tahlil bergema dengan syahdu, membawa kita kepada suasana kebahagian namun juga membawa nuansa keharuan, bahkan kesedihan. Kita bahagia, karena masih Allah berikan kesempatan bertemu dengan ibadah Ramadhan pada tahun ini, dan kita berharap Allah terima seluruh amal yang kita kerjakan sekecil apapun.

Namun kita menjadi sedih, karena hari ini merupakan saat perpisahan dengan Ramadhan, bulan yang kedatangannya selalu kita rindukan. Keharuan ini semakin bertambah ketika hati kita bertanya-tanya "Apakah kita masih sempat bertemu kembali dengan Ramadhan yang akan datang? Apakah masih diberi kesempatan umur panjang dan berapa banyakkah amal ibadah yang kita persiapkan jika kita dipanggil menghadap kepada-Nya?"

Kita pun terkenang dengan orang tua, mungkin istri, atau suami, anak, saudara, dan teman-teman yang pada hari ini tidak bersama-sama kita dalam merayakan kebahagiaan ini. Jika melihat keadaan kita saat ini, di tempat ini, maka hati semakin sedih, karena pada hari yang seharusnya membahagiakan ini ternyata kita terpaksa merayakannya dengan keadaan yang tidak lengkap, dikarenakan mereka semua telah mendahului kita saat ini.



Namun hadirin, apapun keadaan kita saat seharusnya masih membuat kita tetap bersyukur, karena banyak dari saudara-saudara kita yang ternyata merayakan hari besar ini di pengungsian akibat bencada dan perang, sebagaimana saudara-saudara kita di Palestine yang saat ini mereka Kembali mendapatkan hujanan peluru dan bom yang mengerikan dari tentara-tentara setan Zionis Yahudi la’natullah

Di moment ini kita sempatkan mendoakan mereka agar Allah SWT memberikan mereka kekuatan iman dan memberikan jalan demi cepat berlalunya segala musibah penderitaan ini. Aamin ya Robbal 'Aalamin.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah

Sebuah pertanyaan setelah Ramadhan apa yang harus kita lakukan? Pada hakikatnya sebagai seorang hamba Allah, baik di bulan Ramadhan atau bulan selainnya, kita tetap diperintahkan untuk terus beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah ta’ala

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku” (Adz Dzariyat:56)

yang membedakan bulan Ramadhan dengan bulan lainnya adalah kualitas ibadah yang dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda;

وَمَنْ أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِينَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ

“Dan barang siapa melaksanakan kewajiban di bulan ini, maka ia seperti orang yang melaksanakan tujuh puluh kewajiban di bulan lain..." (HR. Bayhaqi)

Serta keistimewaan lainnya, seperti di bulan Ramadhan Al Quran diturunkan, dan di bulan ramadhanlah terdapat 1 malam yang derajatnya lebih baik dari 1000 bulan.

Jama’ah Sholat id rahimakumullah

Ramadhan boleh berlalu namun keistiqomahan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan kita usahakan sekuat kita, agar tetap berjalan di luar bulan Ramadhan. Maka setidaknya ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar keistiqomah di bulan Ramadhan terus terjadi di bulan berikutnya;

1. Senantiasa Berdoa Memohon Keteguhan Hati

Senantiasa berdoa agar hati tetap istiqomah dalam kebaikan. Salah satu doa yang diajarkan Nabi adalah:

اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

"Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu." 📚 (HR. Tirmidzi No. 2140, Ahmad No. 12107)

2. Senantiasa Bertaubat dan Muhasabah Diri

Allah mencintai hamba yang selalu kembali kepada-Nya dengan taubat dan evaluasi diri. Firman Allah:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri." 📚 (QS. Al-Baqarah: 222)

3. Perbarui Niat dan Tetap Semangat Beribadah

Setelah Ramadhan, niatkan untuk terus beribadah bukan hanya karena momentum, tetapi sebagai kebiasaan hidup. Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya." 📚 (HR. Bukhari No. 1, Muslim No. 1907)

4. Tetap Menjaga Shalat Wajib Kita

Jangan sampai shalat wajib ini kita tinggalkan, karena sholat wajib ini adalah washilah bagi diri yang merasa pendosa agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah ta’ala. Rasulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda;

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟ قَالُوا: لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ. قَالَ: فَذَٰلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

"Bagaimana pendapat kalian, seandainya di depan pintu rumah salah seorang dari kalian ada sebuah sungai, lalu ia mandi di dalamnya lima kali sehari, apakah masih tersisa kotoran pada dirinya?"

Para sahabat menjawab, "Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya."

Beliau bersabda, "Demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, dengan itu Allah menghapus dosa-dosa."

Bahkan dosa-dosa itu berguguran sebelum kita melaksanakan sholat itu sendiri, yakni pada saat kita mengambil wudhu.

5. Lanjutkan Puasa Sunnah

Setelah Ramadhan, biasakan tetap berpuasa, terutama puasa 6 hari di bulan Syawal, Senin-Kamis, atau Ayyamul Bidh.

Rasulullah bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Barang siapa berpuasa Ramadhan, lalu diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." 📚 (HR. Muslim No. 1164)

6. Rutin Membaca Al-Qur’an

Jika di bulan Ramadhan rajin membaca Al-Qur’an, jangan sampai berhenti setelahnya. Rasulullah bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." 📚 (HR. Bukhari No. 5027)

7. Berteman dengan Orang Shalih

Lingkungan berpengaruh besar dalam menjaga istiqomah. Rasulullah bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

"Seseorang itu tergantung agama sahabat dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan siapa yang menjadi sahabatnya." 📚 (HR. Abu Dawud No. 4833, Tirmidzi No. 2378).

Jama’ah yang dirahmati Allah

Inilah beberapa perkara yang dapat kita lakukan, Istiqomah setelah Ramadhan membutuhkan usaha dan doa. Dengan selalu berdoa kepada Allah, bertaubat, memperbarui niat, menjaga shalat, puasa sunnah, membaca Al-Qur’an, serta memilih teman yang baik, semoga kita dapat terus berada dalam jalan ketaatan hingga akhir hayat. Semoga Allah memberikan kita keteguhan dalam iman dan amal shalih, serta masih diberi kesempatan oleh Allah bertemu dengan Ramadhan selanjutnya sehingga kita bisa memperbaiki apa yang kurang dari ibadah Ramadhan di tahun ini.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ “إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا”.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّا

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَمَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ


اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين

 اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَأَ نْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ

 اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ لْيَهُودا وَ إِسْرَآئِل وَشَتِّتْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ

 اللَّهُمَّ انْصُرْ عَلَى المُجَاهِدِينَ أَعْدَائِنَا وَأَ عْدَاءَ الدِّين بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ

اللَّهُمَّ احْفَظْ بَلَدَنَا إِنْدُونِيسِيَا مِنْ كُلِّ سُوءٍ

اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ، بَلَدَ إِنْدُونِيسِيَا، بَلَدًا آمِنًا

اللَّهُمَّ احْفَظْ بَلَدَ إِنْدُونِيسِيَا مِنْ شَرِّ الْحُكَّامِ وَالْمَحْكُومِينَ

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ

Taqobbalallahu minna wa minkum, shalihal a’maal, kullu ‘aamin wa antum bi khairin.

Wassalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

----------------------------------------------

Akhukum Fillah Abdul Malik Yurisfan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Labelnya Salafi, Mentalnya Bani Israil

Secara lughawy (bahasa)   istilah hizbi berasal dari kata Arab "ḥizb" ( حزب ) yang berarti kelompok atau golongan. Adapun secara isthilahiy  (syar'i), hizbi mengacu pada seseorang yang membangun loyalitas dan permusuhan atas dasar kelompok-golongan, bukan atas dasar kebenaran. Ia “mendewakan” tokohnya, membela kelompoknya secara membabi buta, dan menolak kebenaran bila datang dari luar afiliasinya. Fanatisme seperti inilah yang dikritik keras oleh para ulama salaf, termasuk Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, karena ia merupakan akar perpecahan umat dan warisan buruk dari kaum terdahulu yang telah Allah kecam dalam Al Qur’an. Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memberikan peringatan yang sangat tajam terhadap fenomena fanatisme individu dan kelompok. Beliau berkata: مَنْ نَصَبَ شَخْصًا كَائِنًا مَنْ كَانَ، فَوَالَى وَعَادَى عَلَى مُوَافَقَتِهِ فِي الْقَوْلِ وَالْفِعْلِ، فَهُوَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا "Barangsiapa yang mengangkat seseoran...

Mengenal Puasa Tathowwu'

Setelah sebulan penuh kita menjalani puasa di bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam juga memberi contoh untuk melakukan puasa tathawwu’ . Ini bukan nama sebuah amaliyah baru, melainkan nama lain dari puasa sunnah. Tujuan dari puasa ini adalah dalam rangka muqarrabah , yakni mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apa saja bentuknya, kapan saja waktunya, serta apa keutamaannya? In syaa Allah penjelasannya sebagai berikut: 1. Puasa 6 hari di bulan Syawal Abu Ayyub Al-Anshari meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ "Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa." (HR. Muslim) 2. Puasa Senin dan Kamis Abu Qatadah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam ditanya mengenai puasa pada hari Senin. Beliau men...

Mantan Penyanyi Kafe Ini Sebar Syubhat Lagi, Umat Islam Harus Tahu!

Membantah Syubhat Riyadh Bajrey Hadahullah Riyadh Bajrey hadahullah seorang mantan penyanyi kafe, dan mantan peminum khamar serta perokok aktif hingga sekarang, lagi-lagi membuat perkatan yang menimbulkan polemik di tengah umat. Sebelumnya dia mengatakan rokok itu halal, sekarang dia Kembali berulah dengan mengatakan bahwa Khamr itu lebih baik daripada membuat kajian berbayar, dan demo itu perbuatan yang menabrak ushuluddin. Nah, sekarang mari kita bedah seputar rokok, khamar, kajian berbayar, kampanye, dan demo. Riyadh Bajrey tentang rokok: “Kami meyakini kehalalannya” Dalam salah satu klarifikasinya ketika videonya sedang viral karena terlihat merokok, Riyadh Bajrey secara gamblang dan meyakinkan menyatakan bahwa rokok itu halal. Pernyataan ini justru sangat bertentangan dengan pandangan mayoritas ulama rabbani kontemporer. Jangankan ulama-ulama yang menjadi rujukan dalam kaidah manhaj salaf, bahkan ulama yang menurut sebagian kelompok dianggap di luar manhaj salaf—yang merokok...