اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ
أَكْبَر اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ
هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ
تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
وَأَشْهَدُ
أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللّٰهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ
أَمَّابَعْدُ؛
فَيَآ
أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ كَمَا قَالَ تَعَالَى:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَاعْلَمُوْا
أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ
فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ
تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ
فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ
اللهُ
أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin hafizhakumullah …
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
فَأَمَّا
مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ
“Adapun
orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa.” (QS. Al-Lail:
5), yaitu yang melakukan ibadah terkait harta seperti zakat, kafarat, dan
nafkah. Lalu bertakwa dengan menjauhi yang dilarang oleh Allah.
وَصَدَّقَ
بِٱلْحُسْنَىٰ
“dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga).” (QS. Al-Lail:
6), yang membenarkan kalimat LAA ILAHA ILLALLAH dan memiliki akidah yang benar.
فَسَنُيَسِّرُهُۥ
لِلْيُسْرَىٰ
“maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” QS.
Al Lail:7
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi mulia, suri tauladan kita yang mengajak kita untuk terus meningkatkan takwa dan mengajak kita berbahagia di hari Idulfitri ini, yaitu Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.
اللهُ
أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Jama’ah Sholat Idul Fitri rahimani wa rahimakumullah
Ramadhan
telah berlalu, sabit bulan Syawal datang menjelang, gema takbir, tahmid dan
tahlil berkumandang. Tanda insan-insan muttaqin sedang mengucap syukur atas
anugerah agung ini. Mereka mengucapkan takbir, pertanda syukur dalam rangka
mengamalkan perintah Allah subhanahu wata'ala:
وَتَكْمِلُوا
الْعِدَّةَ وَلتَكَبَرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:
"... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur."
Takbir, tahmid dan tahlil bergema dengan syahdu, membawa kita
kepada suasana kebahagian namun juga membawa nuansa keharuan, bahkan kesedihan.
Kita bahagia, karena masih Allah berikan kesempatan bertemu dengan ibadah Ramadhan
pada tahun ini, dan kita berharap Allah terima seluruh amal yang kita kerjakan
sekecil apapun.
Namun kita menjadi sedih, karena hari ini merupakan saat perpisahan
dengan Ramadhan, bulan yang kedatangannya selalu kita rindukan. Keharuan ini
semakin bertambah ketika hati kita bertanya-tanya "Apakah
kita masih sempat bertemu kembali dengan Ramadhan yang akan datang? Apakah
masih diberi kesempatan umur panjang dan berapa banyakkah amal ibadah yang kita
persiapkan jika kita dipanggil menghadap kepada-Nya?"
Kita pun terkenang dengan orang tua, mungkin istri, atau suami,
anak, saudara, dan teman-teman yang pada hari ini tidak bersama-sama kita dalam
merayakan kebahagiaan ini. Jika melihat keadaan kita saat ini, di tempat ini,
maka hati semakin sedih, karena pada hari yang seharusnya membahagiakan ini
ternyata kita terpaksa merayakannya dengan keadaan yang tidak lengkap, dikarenakan
mereka semua telah mendahului kita saat ini.
Namun hadirin, apapun keadaan kita saat seharusnya masih membuat
kita tetap bersyukur, karena banyak dari saudara-saudara kita yang ternyata
merayakan hari besar ini di pengungsian akibat bencada dan perang, sebagaimana
saudara-saudara kita di Palestine yang saat ini mereka Kembali mendapatkan
hujanan peluru dan bom yang mengerikan dari tentara-tentara setan Zionis Yahudi
la’natullah
Di moment ini kita sempatkan mendoakan mereka agar Allah SWT
memberikan mereka kekuatan iman dan memberikan jalan demi cepat berlalunya
segala musibah penderitaan ini. Aamin ya Robbal 'Aalamin.
اللهُ
أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah
Sebuah pertanyaan setelah Ramadhan apa yang harus kita lakukan? Pada
hakikatnya sebagai seorang hamba Allah, baik di bulan Ramadhan atau bulan
selainnya, kita tetap diperintahkan untuk terus beribadah kepada Allah, sebagaimana
firman Allah ta’ala
وَمَا خَلَقْتُ
ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk
beribadah kepadaku” (Adz Dzariyat:56)
yang membedakan bulan Ramadhan dengan bulan lainnya adalah kualitas
ibadah yang dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana dalam
sebuah hadits Rasulullah bersabda;
وَمَنْ أَدَّى
فِيهِ فَرِيضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِينَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ
“Dan barang siapa melaksanakan kewajiban di bulan ini, maka ia
seperti orang yang melaksanakan tujuh puluh kewajiban di bulan lain..."
(HR. Bayhaqi)
Serta keistimewaan lainnya, seperti di bulan Ramadhan Al Quran
diturunkan, dan di bulan ramadhanlah terdapat 1 malam yang derajatnya lebih
baik dari 1000 bulan.
Jama’ah Sholat id rahimakumullah
Ramadhan boleh berlalu namun keistiqomahan ibadah yang kita lakukan
di bulan Ramadhan kita usahakan sekuat kita, agar tetap berjalan di luar bulan
Ramadhan. Maka setidaknya ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar
keistiqomah di bulan Ramadhan terus terjadi di bulan berikutnya;
1. Senantiasa Berdoa Memohon Keteguhan Hati
Senantiasa berdoa agar hati tetap istiqomah dalam kebaikan. Salah
satu doa yang diajarkan Nabi ﷺ adalah:
اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ
قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
"Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah
hatiku di atas agama-Mu." 📚 (HR. Tirmidzi No. 2140, Ahmad No.
12107)
2. Senantiasa Bertaubat dan Muhasabah Diri
Allah mencintai hamba yang selalu kembali kepada-Nya dengan taubat
dan evaluasi diri. Firman Allah:
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ
ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan
mencintai orang-orang yang menyucikan diri." 📚 (QS.
Al-Baqarah: 222)
3. Perbarui Niat dan Tetap Semangat Beribadah
Setelah Ramadhan, niatkan untuk terus beribadah bukan hanya karena
momentum, tetapi sebagai kebiasaan hidup. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya." 📚 (HR. Bukhari
No. 1, Muslim No. 1907)
4. Tetap Menjaga Shalat Wajib Kita
Jangan sampai shalat wajib ini kita tinggalkan, karena sholat wajib
ini adalah washilah bagi diri yang merasa pendosa agar dosa-dosanya diampuni
oleh Allah ta’ala. Rasulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ
قَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ
كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟ قَالُوا: لَا يَبْقَى
مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ. قَالَ: فَذَٰلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو
اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Bagaimana
pendapat kalian, seandainya di depan pintu rumah salah seorang dari kalian ada
sebuah sungai, lalu ia mandi di dalamnya lima kali sehari, apakah masih tersisa
kotoran pada dirinya?"
Para
sahabat menjawab, "Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya."
Beliau bersabda, "Demikianlah perumpamaan shalat lima waktu,
dengan itu Allah menghapus dosa-dosa."
Bahkan dosa-dosa itu berguguran sebelum kita melaksanakan sholat
itu sendiri, yakni pada saat kita mengambil wudhu.
5. Lanjutkan Puasa Sunnah
Setelah Ramadhan, biasakan tetap berpuasa, terutama puasa 6 hari di
bulan Syawal, Senin-Kamis, atau Ayyamul Bidh.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا
مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
"Barang siapa berpuasa Ramadhan, lalu diikuti dengan enam hari
di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." 📚 (HR. Muslim
No. 1164)
6. Rutin Membaca Al-Qur’an
Jika di bulan Ramadhan rajin membaca Al-Qur’an, jangan sampai
berhenti setelahnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan
mengajarkannya." 📚 (HR. Bukhari No. 5027)
7. Berteman dengan Orang Shalih
Lingkungan berpengaruh besar dalam menjaga istiqomah. Rasulullah ﷺ bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang itu tergantung agama sahabat dekatnya, maka
hendaknya kalian memperhatikan siapa yang menjadi sahabatnya." 📚 (HR. Abu Dawud
No. 4833, Tirmidzi No. 2378).
Jama’ah yang dirahmati Allah
Inilah beberapa perkara yang dapat kita lakukan, Istiqomah setelah
Ramadhan membutuhkan usaha dan doa. Dengan selalu berdoa kepada Allah,
bertaubat, memperbarui niat, menjaga shalat, puasa sunnah, membaca Al-Qur’an,
serta memilih teman yang baik, semoga kita dapat terus berada dalam jalan
ketaatan hingga akhir hayat. Semoga Allah memberikan kita keteguhan dalam iman
dan amal shalih, serta masih diberi kesempatan oleh Allah bertemu dengan Ramadhan
selanjutnya sehingga kita bisa memperbaiki apa yang kurang dari ibadah Ramadhan
di tahun ini.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ
اْلعَظِيْمِ “إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا”.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ
إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّا
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ
وَالنَّارِ
رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَمَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا
وَتِلَاوَتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين
اللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين
اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَأَ نْزِلِ
السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ
اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ
المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ لْيَهُودا وَ إِسْرَآئِل وَشَتِّتْ شَمْلَهُم وَ
فَرِّقْ جَمْعَهُمْ
اللَّهُمَّ انْصُرْ عَلَى المُجَاهِدِينَ
أَعْدَائِنَا وَأَ عْدَاءَ الدِّين بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ
اللَّهُمَّ احْفَظْ بَلَدَنَا إِنْدُونِيسِيَا
مِنْ كُلِّ سُوءٍ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ، بَلَدَ
إِنْدُونِيسِيَا، بَلَدًا آمِنًا
اللَّهُمَّ
احْفَظْ بَلَدَ إِنْدُونِيسِيَا مِنْ شَرِّ الْحُكَّامِ وَالْمَحْكُومِينَ
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ
كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ
Taqobbalallahu minna wa minkum, shalihal a’maal, kullu ‘aamin wa
antum bi khairin.
Wassalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
----------------------------------------------
Akhukum Fillah Abdul Malik Yurisfan
Komentar
Posting Komentar