Langsung ke konten utama

Mengenal Puasa Tathowwu'


Setelah sebulan penuh kita menjalani puasa di bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam juga memberi contoh untuk melakukan puasa tathawwu’. Ini bukan nama sebuah amaliyah baru, melainkan nama lain dari puasa sunnah. Tujuan dari puasa ini adalah dalam rangka muqarrabah, yakni mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apa saja bentuknya, kapan saja waktunya, serta apa keutamaannya? In syaa Allah penjelasannya sebagai berikut:

1. Puasa 6 hari di bulan Syawal

Abu Ayyub Al-Anshari meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa." (HR. Muslim)

2. Puasa Senin dan Kamis

Abu Qatadah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam ditanya mengenai puasa pada hari Senin. Beliau menjawab:

ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمُ بُعِثْتُ فِيهِ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

"Itu adalah hari ketika aku dilahirkan dan hari ketika aku diutus (sebagai Rasul), atau hari ketika wahyu diturunkan kepadaku." (HR. Muslim)

Dalam hadits lain, Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:

تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

"Pada hari Senin dan Kamis, seluruh amalan diperlihatkan kepada Allah. Maka aku lebih suka amalanku diperlihatkan dalam keadaan aku sedang berpuasa." (HR. Tirmidzi)

Sayyidah Aisyah juga berkata:

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

"Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam biasa bersungguh-sungguh untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis." (HR. Tirmidzi)

3. Puasa tiga hari setiap bulan

Abu Hurairah berkata:

أَوْصَانِي خَلِيلِي ﷺ بِثَلَاثٍ: صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ

"Kekasihku (Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam) mewasiatkan kepadaku tiga perkara: berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat Dhuha, dan shalat Witir sebelum tidur." (HR. Bukhari)

Abdullah bin Amru berkata, Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:

صَوْمُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Puasa tiga hari setiap bulan menyamai puasa sepanjang masa." (HR. Bukhari) 

Puasa merupakan salah satu ibadah yang paling utama. Di antara rahmat dan keutamaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah, Dia tidak menjadikan puasa ini terbatas pada bulan Ramadhan saja, melainkan juga mensyariatkan puasa sunnah di berbagai waktu. Allah pun mengkhususkan waktu-waktu tertentu dengan keutamaan dan pahala yang lebih besar dibanding waktu-waktu lainnya. Ia juga menjadikannya rutinitas mingguan, bulanan, atau tahunan sebagai sarana hamba-hamba-Nya dalam meningkatkan ketaatan.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan taufik kepada kita semua agar dimudahkan dalam melaksanakan amalan-amalan sunnah ini, dalam rangka membangun hubungan yang baik kepada Sang Penguasa Alam.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Akhukum fillah, Abdul Malik Yurisfan
Jambi, 7 Syawal 1444 H / 27 April 2023


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Idul Fitri 1441 H: ”Mengambil Hikmah di Tengah Musibah dan Wabah Corona”

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ Jama’ah kaum muslimin rahimahi wa rahimakumullah… Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah jalla wa ‘ala atas segala limpahan karunianya sehingga kita mampu menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, dan hari ini kita dipertemukan kembali kepada hari raya idul fitri. Tentunya kita berharap bahwa puasa Ramadhan kita diter...

Labelnya Salafi, Mentalnya Bani Israil

Secara lughawy (bahasa)   istilah hizbi berasal dari kata Arab "ḥizb" ( حزب ) yang berarti kelompok atau golongan. Adapun secara isthilahiy  (syar'i), hizbi mengacu pada seseorang yang membangun loyalitas dan permusuhan atas dasar kelompok-golongan, bukan atas dasar kebenaran. Ia “mendewakan” tokohnya, membela kelompoknya secara membabi buta, dan menolak kebenaran bila datang dari luar afiliasinya. Fanatisme seperti inilah yang dikritik keras oleh para ulama salaf, termasuk Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, karena ia merupakan akar perpecahan umat dan warisan buruk dari kaum terdahulu yang telah Allah kecam dalam Al Qur’an. Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memberikan peringatan yang sangat tajam terhadap fenomena fanatisme individu dan kelompok. Beliau berkata: مَنْ نَصَبَ شَخْصًا كَائِنًا مَنْ كَانَ، فَوَالَى وَعَادَى عَلَى مُوَافَقَتِهِ فِي الْقَوْلِ وَالْفِعْلِ، فَهُوَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا "Barangsiapa yang mengangkat seseoran...