![]() |
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا
وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ
رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Jama’ah kaum muslimin rahimahi
wa rahimakumullah…
Alhamdulillah kita bersyukur
kepada Allah jalla wa ‘ala atas segala limpahan karunianya sehingga kita
mampu menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, dan hari ini kita
dipertemukan kembali kepada hari raya idul fitri. Tentunya kita berharap bahwa
puasa Ramadhan kita diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan kelak
dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya agar kita mampu memperbaiki apa yang
kurang pada Ramadhan tahun ini.
Hal demikian adalah kebiasan kaum
salaf kita, di mana setelah berlalu bulan Ramadhan, 6 bulan setelahnya mereka
berdo’a kepada Allah agar Ramadhannya diterima, dan 6 bulan sebelum Ramadhan
berikutnya mereka berdo’a agar dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan
tersebut.
Shalawat dan salam senantiasa
kita curahkan kepada suri tauladan kita, murobbi umat, nabi akhir zaman, Nabi
besar kita Muhammad shollallahu ‘alayhi wasallam, juga kepada keluarga
beliau, para istri beliau, para sahabat beliau dan para generasi yang terus
istiqomah berada di atas jalan Sunnah Beliau shollallahu ‘alayhi wasallam hingga
akhir zaman.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Dengan
bergemanya takbir kemarin, menjadi sebuah tanda bahwa kita telah menyelesaikan
bulan Ramadhan, semoga amal-amal kita diterima oleh Allah, amalan puasa, amalan
sholat, amalan membaca Al Quran, amalan sedekah serta amalan-amalan kebaikan
lain yang mengikutinya, semoga kita semakin istiqomah ke depannya sebagai tanda
kesuksan kita menjalani ibadah Ramadhan pada tahun ini.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Kaum muslimin rahimakumullah
Marilah
kita senantiasa terus bermuhasabah introspeksi diri atas segala apa yang
terjadi saat ini, bila kita lihat bagaimana Ramadhan kali ini kita berpuasa di
tengah pandemic Covid-19. Banyak ibadah-ibadah yang biasanya kita kerjakan
secara berjama’ah terpaksa kita kerjakan sendiri-sendiri di rumah atau bersama
keluarga dalam rangka mentaati Ulil Amri kita, dalam hal ini Pemerintah
dan Majelis Ulama Indonesia.
Tentunya
keputusan tersebut bukan keputusan yang prematur , para ulama sudah melakukan
kajian-kajian yang mendalam, melakukan istiqro’ terhadap dalil-dalil
seputar wabah. Ada kaidah dalam Ushul Fiqh yakni Dar-ul Mafasid
Muqoddamun ‘alaa jalbil mashaalih yang artinya meninggalkan kerusakan lebih
utama dari pada mengambil kebaikan”.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman
taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya) dan ulil amri di antara kalian.”
[An-Nisaa: 59]
Imam
Ibnu Katsir rahimahulah mengatakan di dalam kitabnya, setelah
memperhatikan beberapa dalil yang menerangkan tentang makna Ulil Amri
dapat disimpulkan bahwa secara zahir Ulil Amri adalah ulama, dan secara
istilah Ulama dan Umaro, dikarenakan keduanya sama-sama mengurusi umat yang
banyak.
Kaum
muslimin a’azaniyallahu wa iyyaakum
Apa
yang tengah terjadi pada dunia saat ini tentu tidak lepas dari takdir dan skenario
Allah subhanahu wata’ala, keyakinan ini harus kita miliki sebagai bentuk
implementasi Tauhid Rububiyah, yakni keyakinan bahwa Allah jalla jalaaluh adalah
Dzat yang Maha Berkehendak dan mengatur semua yang sedang dan akan terjadi di
dunia ini. Sebagaimana Allah sampaikan di dalam firman-Nya
إنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ
بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya
segala sesuatu (di semesta ini) telah kami ciptakan dengan pertimbangan” (QS.
Al-Qomar : 49)
Satu
hal yang harus kita yakini dengan kuat adalah Allah tidak pernah menginginkan
keburukan terjadi kepada hamba-Nya, walapun menurut perspektif kita ini adalah
perkara yang buruk. Allah subhanahu wata’ala berfirman dengan ayat
lainnya
وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ
“Dan
tidaklah Allah berlaku zalim kepada hamba-hamba-Nya” (QS. Ghafir : 31)
Seharusnya
setelah banyak melakukan muhasabah atau introspeksi diri kita semakin banyak
menemukan hikmah di balik musibah ini. Karena sesungguhnya di balik musibah itu terdapat
hikmah dan pelajaran yang banyak bagi mereka yang bersabar dan menyerahkan
segala sesuatunya kepada Allah jalla wa ‘alaa.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Kaum muslimin rahimakumullah
Adapun
hikmah-hikmah yang dapat kita petik dari musibah yang kita alami saat ini
adalah
1. Mendidik Jiwa dan Menghapus Dosa
Allah Ta’ala Berfirman :
وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْديكُمْ وَ يَعْفُوا
عَنْ كَثيرٍ
Artinya
: “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Qs,
asy Syura: 30)
Dalam
ayat ini, Allah subhanahu wata’alaa memberikan kabar gembira kepada kita
sekaligus ancaman bagi yang mengetahui bahwa musibah yang dialami adalah bagian
dari hukuman atas dosa yang telah diperbuat oleh manusia itu sendiri.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu
bahwa Nabi Shallallaahu alayhi wasallam bersabda yang artinya : ”Tidak
ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri
yang menusuknya melain-kan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan
semua itu.” (HR. Bukhari).
Dalam
hadits lain Nabi juga bersabda yang artinya :“Cobaan senantiasa akan menimpa
seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya hingga dia bertemu dengan Allah
dalam keadaan tidak mempunyai dosa.”
Kemudian
ahli hikmah dari kalangan ulama salaf juga mengatakan, “Kalau bukan karena
musibah-musibah yang kita alami di dunia, niscaya kita akan datang di hari
kiamat dalam keadaan pailit.”
2. Mendulang Pahala di Akhirat
Balasa
dari musibah yang dialami orang-orang yang beriman kemudian sabar menghadapinya
dan mampu menahan pahit getirnya musibah sewaktu di dunia, itu semua akan
menjadi kenikmatan yang luar biasa di akhirat, yakni pahala yang melimpah dari
Allah jalla jalaaluh.
Rasulullah
shollallaahu alayhi wasallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi
orang mukmin dan surga bagi orang kafir.”
Dalam
hadits lain disebutkan, ”Kematian adalah hiburan bagi orang beriman.”
(HR .Ibnu Abi ad Dunya dengan sanad hasan).
3. Meningkatkan Kedekatan Kepada
Allah
Dengan
datangnya musibah, maka keumuman fitrah manusia mereka akan menyadari
keberadaan Dzat yang siap mendengar yakni Allah jalla jalaaluh, Rabb
semesta alam, fitrah tersebut mengarahkan pribadi orang yang beriman minimal
mengucapkan istighfar yang mendalam dan meminta kekuatan.
Dan
di antara perasaan yang muncul adalah Al Khauf (rasa takut) hingga ia
akan menjaga dirinya dari berbuat kemaksiatan. Hatinya selalu merasa di awasi
oleh Allah yang maha melihat, yang kemudian dari rasa merawa di awasi itu
muncullah bentuk keistiqomahan dalam beribadah dan mujahadah (berjuang)
untuk meninggalkan segala bentuk kesesatan dan kemaksiatan.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Kaum
Muslimin rahimakumullah
Demikianlah
khutbah pertama ini, marilah kembali kepada Allah dengan bertaubat dari segala
dosa dan khilaf serta menginstropeksi diri, apakah termasuk orang yang terkena
musibah sebagai cobaan dan ujian keimanan ataukah termasuk wal’iyaadzubillah
yang sedang disiksa dan dimurkai oleh Allah karena tidak mau beribadah banyak
melanggar larangan-Nya.
Kita
berdo’a kepada Allah agar wabah Covid-19 ini yang banyak melahirkan kegelisahan
di dada-dada kaum muslimin segera Allah angkat, sekaligus Allah jadikan
penghapus dosa bagi kita semua yang sabar atas segala ujian-ujian yang
mengikutinya, seperti kesulitan ekonomi dan lain sebagainya.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah Ke-2
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ.
وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ
الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا:
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ
وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا،
وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا،
وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ
بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ
عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن
Jambi,
27 Ramadhan 1441 H (20 Mei 2020 M)
Oleh Ahmad Abdul Malik Yurisfan(Mudir Pondok Tahfizh Syababul Quran, Founder Jalanlurus.org)
Download Khutbah Idul Fitri 1441 H Versi PDF
Download Khutbah Idul Fitri 1441 H Versi Word
Download Khutbah Idul Fitri 1441 H Versi PDF
Download Khutbah Idul Fitri 1441 H Versi Word
ماشاء الله
BalasHapusشكرا جزاك الله خيرا استاذ
Jazakallah bang malik
BalasHapus