Salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia adalah akal. Dengan akal, manusia memiliki keistimewaan yang membedakannya dari makhluk lainnya. Akal membuat manusia memiliki kelebihan, kesempurnaan, sekaligus tanggung jawab besar. Karena ketika seseorang diberi akal, ia dituntut untuk berpikir, memahami, dan menjalankan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk akal sehat dan kebijaksanaan. Said bin Jubair rahimahullah pernah berkata: ما رَأَيْتُ لِلْإِنْسَانِ لِبَاسًا أَشْرَفَ مِنَ الْعَقْلِ، إِنِ انْكَسَرَ صَحَّحَهُ، وَإِنْ وَقَعَ أَقَامَهُ، وَإِنْ ذَلَّ أَعَزَّهُ، وَإِنْ سَقَطَ فِي هُوَّةٍ جَذَبَهُ بِضَبْعِهِ مِنْهَا، وَاسْتَنْقَذَهُ مِنْهَا، وَإِنِ افْتَقَرَ أَغْنَاهُ، وَأَوَّلُ شَيْءٍ يَحْتَاجُ إِلَيْهِ الْبَلِيغُ الْعِلْمُ الْمُمْتَزِجُ بِالْعَقْلِ “Aku tidak pernah melihat pakaian yang lebih mulia bagi manusia selain akal. Jika akal itu rusak, dia sendiri yang akan memperbaikinya. Jika jatuh, akal yang akan menegakkannya. Jika terhina, akal yang akan memuliakannya....