Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Kemuliaan dan Keistimewaan Akal

Salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia adalah akal. Dengan akal, manusia memiliki keistimewaan yang membedakannya dari makhluk lainnya. Akal membuat manusia memiliki kelebihan, kesempurnaan, sekaligus tanggung jawab besar. Karena ketika seseorang diberi akal, ia dituntut untuk berpikir, memahami, dan menjalankan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk akal sehat dan kebijaksanaan. Said bin Jubair rahimahullah pernah berkata: ما رَأَيْتُ لِلْإِنْسَانِ لِبَاسًا أَشْرَفَ مِنَ الْعَقْلِ، إِنِ انْكَسَرَ صَحَّحَهُ، وَإِنْ وَقَعَ أَقَامَهُ، وَإِنْ ذَلَّ أَعَزَّهُ، وَإِنْ سَقَطَ فِي هُوَّةٍ جَذَبَهُ بِضَبْعِهِ مِنْهَا، وَاسْتَنْقَذَهُ مِنْهَا، وَإِنِ افْتَقَرَ أَغْنَاهُ، وَأَوَّلُ شَيْءٍ يَحْتَاجُ إِلَيْهِ الْبَلِيغُ الْعِلْمُ الْمُمْتَزِجُ بِالْعَقْلِ “Aku tidak pernah melihat pakaian yang lebih mulia bagi manusia selain akal. Jika akal itu rusak, dia sendiri yang akan memperbaikinya. Jika jatuh, akal yang akan menegakkannya. Jika terhina, akal yang akan memuliakannya....

Ghulluw dan Ghurur Awal Kesesatan Ilmu

Menuntut ilmu adalah syariat yang memiliki tempat utama di dalam Islam. Islam dibangun di atas ilmu. Hingga Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda khusus tentang perkara ini dalam haditsnya: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ “Menuntut ilmu diwajibkan atas semua muslim”. (HR. Ibnu Majah) Dan dalam tradisi Islam, menuntut ilmu adalah jalan kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman: وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا "Dan katakanlah: ‘Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan’" (QS. Ṭhaha: 114) Dari ayat ini menunjukkan bahwa ilmu adalah sesuatu yang harus selalu kita pinta dan perjuangkan, dan di antara bentuk perjuangan itu adalah mempelajari adab dalam menuntut ilmu. Salah satu aspek paling penting dari adab ini adalah bagaimana seorang murid bersikap terhadap gurunya. Para ulama terdahulu sangat menekankan pentingnya menghormati guru sebagai salah satu pintu untuk meraih keberkahan ilmu. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Shallal...

Labelnya Salafi, Mentalnya Bani Israil

Secara lughawy (bahasa)   istilah hizbi berasal dari kata Arab "ḥizb" ( حزب ) yang berarti kelompok atau golongan. Adapun secara isthilahiy  (syar'i), hizbi mengacu pada seseorang yang membangun loyalitas dan permusuhan atas dasar kelompok-golongan, bukan atas dasar kebenaran. Ia “mendewakan” tokohnya, membela kelompoknya secara membabi buta, dan menolak kebenaran bila datang dari luar afiliasinya. Fanatisme seperti inilah yang dikritik keras oleh para ulama salaf, termasuk Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, karena ia merupakan akar perpecahan umat dan warisan buruk dari kaum terdahulu yang telah Allah kecam dalam Al Qur’an. Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memberikan peringatan yang sangat tajam terhadap fenomena fanatisme individu dan kelompok. Beliau berkata: مَنْ نَصَبَ شَخْصًا كَائِنًا مَنْ كَانَ، فَوَالَى وَعَادَى عَلَى مُوَافَقَتِهِ فِي الْقَوْلِ وَالْفِعْلِ، فَهُوَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا "Barangsiapa yang mengangkat seseoran...

Mantan Penyanyi Kafe Ini Sebar Syubhat Lagi, Umat Islam Harus Tahu!

Membantah Syubhat Riyadh Bajrey Hadahullah Riyadh Bajrey hadahullah seorang mantan penyanyi kafe, dan mantan peminum khamar serta perokok aktif hingga sekarang, lagi-lagi membuat perkatan yang menimbulkan polemik di tengah umat. Sebelumnya dia mengatakan rokok itu halal, sekarang dia Kembali berulah dengan mengatakan bahwa Khamr itu lebih baik daripada membuat kajian berbayar, dan demo itu perbuatan yang menabrak ushuluddin. Nah, sekarang mari kita bedah seputar rokok, khamar, kajian berbayar, kampanye, dan demo. Riyadh Bajrey tentang rokok: “Kami meyakini kehalalannya” Dalam salah satu klarifikasinya ketika videonya sedang viral karena terlihat merokok, Riyadh Bajrey secara gamblang dan meyakinkan menyatakan bahwa rokok itu halal. Pernyataan ini justru sangat bertentangan dengan pandangan mayoritas ulama rabbani kontemporer. Jangankan ulama-ulama yang menjadi rujukan dalam kaidah manhaj salaf, bahkan ulama yang menurut sebagian kelompok dianggap di luar manhaj salaf—yang merokok...

Hijrah Bukan Ajang "Nge-Judge"

Begini guys… Hijrah itu perjalanan, bukan panggung buat nunjuk siapa yang paling suci, paling syar’i, atau paling “selamat”.  You udah ninggalin musik — Alhamdulillah, itu keren banget. Tapi pas You mulai ngerasa lebih baik dari yang masih dengerin musik, mulai ngecap mereka belum dapat hidayah… coba tarik nafas dulu. Kata Ibnul Qayyim rahimahullah : ‏مَنْ نَظَرَ فِي عُيُوبِ النَّاسِ فَأَنْكَرَهَا ثُمَّ رَضِيَ عَنْ نَفْسِهِ فَهَذَا أَحْمَقُ “Siapa yang ngelihat aib orang lain lalu merasa jijik, tapi dia ridha dengan dirinya sendiri, maka dia orang bodoh.” (Ighatsah Al Lahfan) Percayalah… You masih jahil. You baru hijrah di level cover. Baru ganti packaging, belum tentu isinya udah bersih. You juga udah stop posting foto bareng istri. Respect. Tapi saat You mulai nge-judge yang masih upload istri mereka sebagai “ dayyuts ”, dan ngerasa lebih ‘lurus’, coba pause dulu. Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: مَن قالَ: هَلَكَ النَّاسُ، فهو أَهْلَكُهُم “Siapa yang bil...