Mempelajari aqidah adalah langkah
pertama seorang muslim ketika dia sudah mulai memutuskan untuk berhijrah, sebab
Aqidah itu bukan sekadar mengucapkan Laa Ilaaha Illallah tapi juga harus
memahami makna yang terperinci di dalamnya. Sehingga tidak mudah bagi kita tersambar
perkara-perkara syubhat yang banyak muncul di tengah masyarakat.
Sebagai pembukaan, prinsip Aqidah
Ahlusunnah adalah dia beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir (kebangkitan setelah kematian), dan beriman kepada
takdir baik dan takdir buruk. Hal ini diriwayatkan di dalam Hadits kedua dari
kitab Arba'in An Nawawi yang juga dikenal sebagai Haditsu Jibril, oleh
Umar Radhiyallahu 'anhu;
قَالَ جِبْرِيْلَ عليه السّلام : فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ
"Jibril 'alayhissalam
berkata:"Kabarkan kepadaku apa itu Iman!".
قَالَ رَسُوْلُ ٱللّه
صَلَّى ٱللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
"Rasulullah shollallahu 'alayhi
wasallam menjawab:" Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar yang baik maupun yang
buruk". (HR. Muslim)
Siapapun muslim
yang meyakini Aqidah yang demikian, maka dia adalah Ahlusunnah wal Jama'ah.
Tugas berikutnya adalah mendalami Aqidah itu sendiri, sebab Agama ini adalah
ilmu, sebagaimana perkataan Imam Bukhori Rahimahullah di dalam kitabnya:
العلم قبل القول والعمل
"Berilmu dahulu sebelum berkata dan
beramal"
Hal ini dilakukan agar kita tidak mengalami penyimpangan dalam memahami
Aqidah, bila kita belajar (menjaga) Aqidah dengan mengilmuinya, In syaa
Allah atas izin Allah dengan sendiri segalanya isme-isme sesat yang
berkembang di luar sana dengan mudah terpatahkan, tanpa kita sibuk ke sana ke
mari mencari bantahan.
Sebagai pembuka, maka kami mencoba memberi gambaran seperti apa
pembahasan ke depan mengenai Serial Aqidah ini, pembahasan tentunya seputar tema
awal di atas, yakni keimanan dalam Aqidah Islam sesuai dengan ajaran Ahlusunnah
wal Jama'ah;
Pertama, Beriman kepada Allah bukan hanya sekadar memahami Allah sebagai
Dzat yang menciptakan, mengatur rezeki dan yang mengatur Alam semesta, tetapi
juga meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak disembah tidak
ada sekutu baginya, baik itu dari sisi ibadah, pemberi syafaat dan ketawakalan,
di mana ketiga unsur ini harus kita berikan kepada Allah semata. Kemudian juga
meyakini bahwa Allah memiliki nama dan sifat-sifat yang agung yang harus kita
imani.
Kedua, untuk menguatkan keimanan kepada Malaikat kita memiliki dua cara,
yakni Al Iimaanu Al Mujmaal (beriman secara global/umum), dan Al
iimaanu attafshiili (beriman secara terperinci). Beriman secara global
seperti meyakini bahwa malaikat itu ada dan memiliki tugas-tugas, sementara
secara terperinci adalah membahas malaikat satu persatu secara detail beserta
dengan dalil-dalilnya.
Ketiga, beriman kepada kitab-kitab Allah, seperti Al Quran, Injil,
Taurat, Zabur, shuhuf-shuhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim dan Musa 'alayhimassalam,
yang in syaa Allah akan dibahas di serial berikutnya. Semoga bersabar
menanti, karena sabar adalah salah satu kunci mendapat keberkahan ilmu.
Keempat, beriman kepada rasul-rasul Allah juga dibagi menjadi dua cara,
yaitu secara global dan secara terperinci. Secara global kita mengetahui
jumlahnya, meyakini keberadaannya sebagai utusan Allah Subhanahu wata'ala,
meyakini dan tunduk kepada ucapannya dikarenakan mereka adalah perwakilan Allah
di muka bumi. Sedangkan secara terperinci sesuai dengan yang sampai kepada
kita, misal mengetahui 25 Nabi dan Rasul yang masing-masing perlu dipelajari
juga.
Kelima, beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Al
Ba'si ba'dal maut (kehidupan setelah kematian), para ulama membagi menjadi
tiga bagian.Pertama Al Hayyatul Barzakhiyah (kehidupan di alam barzakh),
namun ada sebagian ulama mengatakan sebelum alam ini kita mengalami Haalatul
Ihtidhor, yaitu saat kita mengalami Sakaratul Maut. Kedua, Al
Mahsyar qobla al jannah wannaar (alam mahsyar sebelum surga dan neraka).
Ketiga, Al Hayaata al abadiyah (kehidupan yang abadi) yaitu apakah masuk
surga atau neraka. Ini adalah garis besar mengenai keimanan kepada hari akhir,
sedangkan secara terperincinya masih banyak, seperti momen di padang mahsyar,
hisab, qishash, dan al qonthoroh (Qishosh bagi orang yang beriman
sebelum memasuki surga).
Keenam, beriman kepada taqdir, di mana pada poin ini akan disampaikan 4
tingkatan beriman kepada hari akhir (marootibul iiman bil qodr). Kemudian
juga akan dibahas aliran-aliran yang menyimpang dari agama ini.
Inilah beberapa
poin mendasar memahami aqidah Ahlussunnah wal jama'ah yang akan kami
perinci ke depannya, agar kelak kita bertemu Allah 'azza wa jalla dengan
kemurnia tauhid, dan mengilmui ini juga merupakan cara kita mengantisipasi diri
dalam menghadapi fitnah Al Masiihiddajjaal kelak di akhir zaman.
Referensi:
Referensi:
- Syarah Kitab Aqidah Al Washithiyah
-
Syarah Kitab Kasyfu Syubhat
Komentar
Posting Komentar