Langsung ke konten utama

Postingan

Suami Relijius, Tapi Jahil: Ketika Dalil Digunakan untuk Menelantarkan Istri

Tidak sedikit konflik rumah tangga muncul Ketika seorang suami dalam kondisi finansial yang terbatas, justru lebih memilih mengeluarkan harta untuk ibunya atau saudaranya dengan alasan pengabdian kepada orangtua dan perhatian kepada saudara. Sementara itu, kebutuhan pokok rumah tangga Bersama istri dan anaknya justru akhirnya terabaikan. Ketika sang istri mempertanyakan hal tersebut demi kebutuhan primer, sang suami malah tersinggung dan marah, bahkan mengeluarkan dalil untuk berdalih “aku dan hartaku miliki orangtuaku”; أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ “Engkau dan hartamu milik orangtuamu” (HR. Imam Ahmad) Hadits di atas itu benar, namun menjadi musibah ketika diketahui oleh lelaki relijius tapi jahil yang biasanya baru beberapa kali ikut pengajian atau orang-orang yang memang memiliki nalar dan daya tangkap yang lemah dalam memahami dan penggunaan dalil, karena setiap dalil memiliki tempat dan objek masing-masing. Para ulama menjelaskan jika kondisi ekonomi sulit, harta yang ada ...

Kemuliaan dan Keistimewaan Akal

Salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia adalah akal. Dengan akal, manusia memiliki keistimewaan yang membedakannya dari makhluk lainnya. Akal membuat manusia memiliki kelebihan, kesempurnaan, sekaligus tanggung jawab besar. Karena ketika seseorang diberi akal, ia dituntut untuk berpikir, memahami, dan menjalankan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk akal sehat dan kebijaksanaan. Said bin Jubair rahimahullah pernah berkata: ما رَأَيْتُ لِلْإِنْسَانِ لِبَاسًا أَشْرَفَ مِنَ الْعَقْلِ، إِنِ انْكَسَرَ صَحَّحَهُ، وَإِنْ وَقَعَ أَقَامَهُ، وَإِنْ ذَلَّ أَعَزَّهُ، وَإِنْ سَقَطَ فِي هُوَّةٍ جَذَبَهُ بِضَبْعِهِ مِنْهَا، وَاسْتَنْقَذَهُ مِنْهَا، وَإِنِ افْتَقَرَ أَغْنَاهُ، وَأَوَّلُ شَيْءٍ يَحْتَاجُ إِلَيْهِ الْبَلِيغُ الْعِلْمُ الْمُمْتَزِجُ بِالْعَقْلِ “Aku tidak pernah melihat pakaian yang lebih mulia bagi manusia selain akal. Jika akal itu rusak, dia sendiri yang akan memperbaikinya. Jika jatuh, akal yang akan menegakkannya. Jika terhina, akal yang akan memuliakannya....

Ghulluw dan Ghurur Awal Kesesatan Ilmu

Menuntut ilmu adalah syariat yang memiliki tempat utama di dalam Islam. Islam dibangun di atas ilmu. Hingga Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda khusus tentang perkara ini dalam haditsnya: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ “Menuntut ilmu diwajibkan atas semua muslim”. (HR. Ibnu Majah) Dan dalam tradisi Islam, menuntut ilmu adalah jalan kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman: وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا "Dan katakanlah: ‘Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan’" (QS. Ṭhaha: 114) Dari ayat ini menunjukkan bahwa ilmu adalah sesuatu yang harus selalu kita pinta dan perjuangkan, dan di antara bentuk perjuangan itu adalah mempelajari adab dalam menuntut ilmu. Salah satu aspek paling penting dari adab ini adalah bagaimana seorang murid bersikap terhadap gurunya. Para ulama terdahulu sangat menekankan pentingnya menghormati guru sebagai salah satu pintu untuk meraih keberkahan ilmu. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Shallal...

Labelnya Salafi, Mentalnya Bani Israil

Secara lughawy (bahasa)   istilah hizbi berasal dari kata Arab "ḥizb" ( حزب ) yang berarti kelompok atau golongan. Adapun secara isthilahiy  (syar'i), hizbi mengacu pada seseorang yang membangun loyalitas dan permusuhan atas dasar kelompok-golongan, bukan atas dasar kebenaran. Ia “mendewakan” tokohnya, membela kelompoknya secara membabi buta, dan menolak kebenaran bila datang dari luar afiliasinya. Fanatisme seperti inilah yang dikritik keras oleh para ulama salaf, termasuk Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, karena ia merupakan akar perpecahan umat dan warisan buruk dari kaum terdahulu yang telah Allah kecam dalam Al Qur’an. Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memberikan peringatan yang sangat tajam terhadap fenomena fanatisme individu dan kelompok. Beliau berkata: مَنْ نَصَبَ شَخْصًا كَائِنًا مَنْ كَانَ، فَوَالَى وَعَادَى عَلَى مُوَافَقَتِهِ فِي الْقَوْلِ وَالْفِعْلِ، فَهُوَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا "Barangsiapa yang mengangkat seseoran...

Mantan Penyanyi Kafe Ini Sebar Syubhat Lagi, Umat Islam Harus Tahu!

Membantah Syubhat Riyadh Bajrey Hadahullah Riyadh Bajrey hadahullah seorang mantan penyanyi kafe, dan mantan peminum khamar serta perokok aktif hingga sekarang, lagi-lagi membuat perkatan yang menimbulkan polemik di tengah umat. Sebelumnya dia mengatakan rokok itu halal, sekarang dia Kembali berulah dengan mengatakan bahwa Khamr itu lebih baik daripada membuat kajian berbayar, dan demo itu perbuatan yang menabrak ushuluddin. Nah, sekarang mari kita bedah seputar rokok, khamar, kajian berbayar, kampanye, dan demo. Riyadh Bajrey tentang rokok: “Kami meyakini kehalalannya” Dalam salah satu klarifikasinya ketika videonya sedang viral karena terlihat merokok, Riyadh Bajrey secara gamblang dan meyakinkan menyatakan bahwa rokok itu halal. Pernyataan ini justru sangat bertentangan dengan pandangan mayoritas ulama rabbani kontemporer. Jangankan ulama-ulama yang menjadi rujukan dalam kaidah manhaj salaf, bahkan ulama yang menurut sebagian kelompok dianggap di luar manhaj salaf—yang merokok...

Hijrah Bukan Ajang "Nge-Judge"

Begini guys… Hijrah itu perjalanan, bukan panggung buat nunjuk siapa yang paling suci, paling syar’i, atau paling “selamat”.  You udah ninggalin musik — Alhamdulillah, itu keren banget. Tapi pas You mulai ngerasa lebih baik dari yang masih dengerin musik, mulai ngecap mereka belum dapat hidayah… coba tarik nafas dulu. Kata Ibnul Qayyim rahimahullah : ‏مَنْ نَظَرَ فِي عُيُوبِ النَّاسِ فَأَنْكَرَهَا ثُمَّ رَضِيَ عَنْ نَفْسِهِ فَهَذَا أَحْمَقُ “Siapa yang ngelihat aib orang lain lalu merasa jijik, tapi dia ridha dengan dirinya sendiri, maka dia orang bodoh.” (Ighatsah Al Lahfan) Percayalah… You masih jahil. You baru hijrah di level cover. Baru ganti packaging, belum tentu isinya udah bersih. You juga udah stop posting foto bareng istri. Respect. Tapi saat You mulai nge-judge yang masih upload istri mereka sebagai “ dayyuts ”, dan ngerasa lebih ‘lurus’, coba pause dulu. Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: مَن قالَ: هَلَكَ النَّاسُ، فهو أَهْلَكُهُم “Siapa yang bil...

Sirah Nabi: Bersikap Lemah Lembut

Allah ‘Azza wa Jalla telah menganugerahkan nikmat kepada umat manusia dengan diutusnya Nabi kita Muhammad shallallahu 'alayhi wasallam . Beliau  shallallahu 'alayhi wasallam  adalah rahmat yang dihadiahkan untuk seluruh alam, membimbing manusia menuju jalan keberuntungan, tanpa menggunakan kekerasan atau kekasaran. Sebaliknya, beliau mengasihi mereka dan bersikap lemah lembut terhadap mereka. Di antara akhlak dan sifat beliau yang dikenal luas adalah kelembutan. Allah Ta'ala berfirman: فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ "Maka berkat rahmat dari Allah, engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka akan menjauh dari sekitarmu." (Ali Imran: 159). As Sa'di rahimahullah berkata mengenai ayat ini: بِرَحْمَةِ اللَّهِ لَكَ وَلِأَصْحَابِكَ، مَنَّ اللَّهُ عَلَيْكَ أَنْ أَلَنْتَ لَهُمْ جَانِبَكَ، وَخَفَّضْتَ لَهُمْ جَنَاحَكَ، وَتَ...