Tujuan utama Rasulullah dalam menjaga persatuan umat adalah memastikan bahwa kaum Muslim tetap merasa sebagai saudara di atas landasan tauhid, seperti yang ditegaskan dalam Al-Qur'an:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." (QS. Al-Hujurat: 10)
فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا
"Dan dengan nikmat-Nya kamu menjadi bersaudara." (QS. Ali 'Imran: 103)
وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً
"Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari sini, kita belajar bahwa persatuan bukan berarti tidak ada konflik, melainkan kemampuan untuk tetap saling mengingatkan dan menjaga ukhuwah meski ada perbedaan. Gesekan atau perbedaan pendapat adalah bagian alami dari dinamika kehidupan bermasyarakat.
Sayangnya, di era modern ini, menjaga persatuan menjadi lebih sulit. Media yang sering dikendalikan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab justru memanaskan suasana, memperbesar konflik, dan memperuncing perpecahan. Selain itu, ada juga oknum-oknum yang memang sengaja menginginkan umat Islam terus berselisih, agar energi umat terbuang untuk hal-hal yang tidak produktif.
Komentar
Posting Komentar