Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Musuh Ada di Antara Kita, Luapan Emosi Justru Memperkuat Mereka

Dulu, mungkin saya sempat khawatir dengan hadirnya berbagai macam isme di tengah masyarakat. Entah itu sekularisme, liberalisme, pluralisme, dan sebagainya. Banyak orang berhijrah karena mengikuti kajian-kajian keislaman yang lurus pemahamannya. Namun, proses hijrah saya berbeda. Justru hidayah itu datang saat saya sedang mencari bahan kuliah, lalu menemukan sebuah situs Islam liberal. Setelah lulus dari pondok pesantren, saya sama seperti anak-anak alumni pondok lainnya, yang merasa jenuh belajar agama. Sudah malas berurusan dengan kitab-kitab dan segala bentuk khilaf yang ada di tengah umat. Maka saat itu, saya bersikap nafsi-nafsi , tanpa semangat untuk berdakwah. Yang penting, saya menjalankan salat. Selesai. Hingga suatu hari, di dalam bilik sebuah warung internet, saya membaca sebuah artikel untuk bahan kuliah. Keringat saya bercucuran. Artikel itu berasal dari situs Islam liberal, ditulis oleh seorang wanita. Dalam tulisannya, ia menyatakan bahwa sebagai bentuk emansipasi da...

Ucapan Subhanallah Saat Kita Merasa Takjub

Pertanyaan yang terus muncul saat mengisi sebuah forum , baik itu diskusi maupun halaqah kecil dan taklim-taklim:  "Ustadz, benar ya kalau lihat hal jelek kita sebut 'Subhanallah', dan kalau lihat yang indah 'Maa sya Allah'?" Jawaban: Keduanya adalah kalimat thayyibah . Silakan gunakan yang paling nyaman di hati. Namun, saya pribadi terkadang menggunakan "Subhanallah" selain kata "Maa Syaa Allah" ketika melihat ciptaan Allah yang indah, karena merujuk pada surat Ali Imran ayat 190–191: إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ   ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ  Artinya: 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang ber...

SERIAL AQIDAH (4): Tauhid Syarat Sah Memasuki Surga

Orang yang menginginkan kebahagian di surga, maka dia harus memiliki modal yang penting di sisi Allah, yakni At Tauhid. Dikarenakan tidak akan memasuki surga kecuali orang-orang yang bertauhid dengan benar. Bertauhid yang benar harus terkandung tiga hal yaitu mengucapkannya dengan lisan, mengilmui maknanya, dan mengamalkan segala konsekuensinya, tidak cukup hanya sekadar mengucapknnya saja. Bila sekadar ucapan maka mudah bagi kafir dan munafiq untuk mengucapkannya. Salah satu keutamaan bertauhid dengan benar adalah Allah dan Rasulullah memastikan mereka masuk surga walau sebelumnya diadzab di neraka oleh karena sebagian dosa-dosa yang dibuat selama di dunia. Rasulullah shollallahu 'alayhi wasallam bersabda; من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمداً عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه، والجنة حق، والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل "Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi)   bahwa tidak ada sembahan yang be...

SERIAL AQIDAH (3): Kenapa Harus Belajar Tauhid

Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim baik laki-laki maupun wanita, karena Allah subhanahu wata'ala menciptakan manusia dan jin hanya untuk bertauhid, yaitu meng-Esa-kan ibadah kepada Allah. Allah subhanahu wata'ala berfirman di dalam Al Qur'an; وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ "Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku" (Adz Dzariyat:56) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan makna ibadah; العبادة هى اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والاعمال الباطنة والظاهرة “Ibadah adalah istilah yang meliputi segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, berupa perbuatan mau pun ucapan baik sembunyi maupun terang-terangan" BACA JUGA:  SERIAL AQIDAH (1): Aqidah Ahlusunnah Wal Jama'ah (Muqoddimah) Kemudian beliau juga menambahkan makna ibadah adalah melakukan ketaatan kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah Allah yang disampaikan ...

SERIAL AQIDAH (2): Beriman Kepada Allah dan Mengilmuinya

Agar sempurna keimanan kita kepada Allah, tidak tercampur perkara-perkara syubhat, khurofat, takhayul apalagi kesyirikan, maka penting bagi kita mendalami dan mengilmu kalimat Laa ilaaha illallah , atau yang biasa disebut di kalangan masyarakat luas sebagai kalimat tahlil. Kalimat ­ Tahlil - Laa ilaaha illallah- adalah kunci seorang muslim bila ia ingin memasuki surganya Allah Jalla Jalaaluh, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shollallahu 'alayhi wasallam; مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ "Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga." (HR. Abu Daud, No. 1621) Namun menurut para ulama tidak mudah bagi kita ketika sakaratul maut mampu mengucapkan kalimat tersebut. Kalimat tersebut hanya bisa terucap oleh orang-orang yang semasa hidupnya sejalan dengan isinya. Bila kalimat Laa ilaaha illallah hanya ucapan atau lafazh-lafazh kosong semata, maka orang munafik ...